Saat mulai untuk mengisi blog buku yang baru diaktifkan kembali ini, sayalangsung tertarik dengan event dari Mas @Irwanbajang yang dimuat di dalam blognya. Lalu, oh tidak, saya sudah ketinggalan empat hari dong! Ya sudahlah ya, walaupu ketinggalan, ikut berpartisipasi sekali-dua kali boleh dong ya.
Gambar diambil dari internet
Buku-yang-berhasil-mempengaruhi-saya pertama ialah Harry Potter. Ayah dan ibu saya kebetulan mengajak saya jalan-jalan ke daerah Pondok Gede untuk membeli jam. Saya baru saja pindah rumah dari Jawa ke Bekasi. Karena saat itu lagi ramai film Petualangan Sherina, kurang lebih saya menggambarkan kondisi saya seperti si Sherina yang merana karena harus berpisah dengan teman-temannya. Bedanya, si Sherina punya cerita yang seru setelah pindah, sementara saya? Hanya ada cerita hambar yang terhampar di depanku. Tidak ada semangat, tidak ada kebahagiaan, rasanya dunia penuh penderitaan. Untungnya Tuhan seperti mendengar harapan demi harapanku. Setelah diperkenalkan Harry Potter, saya semakin bersyukur karena pindah ke daerah yang jauh lebih kota dibandingkan dengan tempat tinggalku sebelumnya. Maksudnya, kalau tidak pindah ke daerah pinggiran Jakarta, saya tak akan dapat mengenal Harry Potter seperti sekarang. Harry Potter juga menjadi awal saya mulai membaca buku. Dari dulu rasanya saya bukan tipe orang rajin yang senang membaca. Harry Potter memperkenalkanku bahwa fantasi pun dapat tertuang dengan sebegituhebatnya melalui kata-kata. Biasanya pada masa-masa itu saya masih menjadi tipe anak yang lebih senang menonton televisi dibandingkan membuka-buka buku bergambar. Setelah kenal Harry Potter, ayah saya mulai rajin membelikan saya bermacam-macam buku untuk dibaca. Selang hanya dalam beberapa waktu, saya langsung segera dapat menikmati hidup saya di tempat baru.
Mengenai fenomena dari anak-yang-tidak-suka-membaca-sama-sekali menjadi anak-yang-mulai-jadi-suka semenjak membaca Harry Potter, ternyata bukan hanya dialami oleh saya sendiri. Berikut adalah kenyataan yang ditemukan terkait antara Harry Potter dengan fenomena literasi anak-anak di seluruh dunia.
Sebuah survey yang dilakukan oleh toko buku Waterstone Bookseller Ltd, hampir enam dari 10 anak yang disurvey mengatakan Harry Potter membantu memperbaiki kemampuan membaca mereka, serta hampir 50%nya mengatakan buku tersebut membuat mereka ingin membaca lebih banyak bku lagi. Para guru juga menyaksikan jika banyak siswa-siswa yang sebelumnya bukan seorang pembaca, berubah menjadi rajin membaca semenjak mengenal buku-buku Harry Potter. Tahun 2000-2009 dinobatkan sebagai The Decade of Harry Potter which Gives Kids and Adults a Reason to Love Reading. Di dalam survey yang sama, 86% dari 260 orang tua mengatakan anak-anak mereka menjadi lebih intens membaca dibandingkan sebelumnya, serta 76% mengatakan bahwa semenjak itu Harry Potter membantu anak-anak mereka di sekolah. Jadi, ternyata sampai sebesar itu ya dampak Harry potter.
Apa kesimpulan saya dari sini? Ehm,. kalau kamu mau orang-orang di sekitarmu mulai senang membaca, barangkali tidak ada salahnya jika mereka diberikan buku Harry Potter. hihihi :p Ohya, ada satu kekonyolan saat saya pertama kali diberi tahu tentang Harry Potter. Entah mengapa, judul yang saya dengar pada saat itu adalah Heli Kopter, bukan Harry Potter, jadi ada saat ketika saya harus menahan malu karena sudah sesumbar keras-keras mau baca buku yang-kata-ayah-saya-sedang-bagus.
Lalu sekarang, selamat merayakan 15 tahun semenjak perilisan pertama Harry Potter di Amerika. lol
Sebenarnya Harry Potter bukan menjadi satu-satunya buku yang paling mempengaruhi saya selama ini. Berhubung hari ini adalah hari terakhir penulisan #5BukuDalamHidupku, saya memilih Harry Potter sebagai buku yang wajib direview karena Harry Potter telah menjadi titik awal saya mulai mengenal buku. :p
Aforme 
Leave a Reply