#3 Every Day

3 minutes

Judul: Every Day (Ebook)
Penulis: David Levithan
Penerbit: Knopf Books for Young Readers
Tanggal Rilis: 28 Agustus 2012

A terlahir dalam kondisi yang tidak biasa. Usianya 16 tahun. Setiap hari ia akan berpindah dari tubuh seseorang ke seseorang yang lain yang seuisianya, menghadapi kehidupan yang berbeda, keluarga yang berbeda, teman yang berbeda, kekasih yang berbeda, masalah hidup yang berbeda, hingga suka dan duka yang berganti. Karena kondisinya ini, A memutuskan untuk membuat aturan dalam hidupnya. Ia tidak boleh mencampuri urusan dia yang tubuhnya ia pakai, tidak boleh menarik perhatian, serta tidak boleh mengikat diri pada kehidupan yang ia jalani. Hingga pada akhirnya, A pun jatuh cinta pada seorang gadis.

Every day a different body. Every day a different life. Every day in love with the same girl.

Cerita diawali ketika A berada di dalam tubuh Justin. Kemampuannya membaca rekaman memori setiap orang yang ia datangi membuatnya A tidak mengalami kesulitan ketika harus berinteraksi dengan berbagai orang yang berbeda setiap harinya. Ia pergi ke sekolah Justin, menyapa teman-temannya, dan bertemu dengan Rhiannon, kekasih Justin. Bertemu dengannya membuat A seketika lupa pada tiga aturan yang telah dibuatnya. Ia tidak boleh menarik perhatian Rhiannon di luar kebiasaan Justin. Semenjak saat itu, setiap harinya dengan tubuh yang berbeda, A berusaha untuk hadir dalam kehidupan Rhiannon hingga akhirnya mengungkapkan eksistensinya pada gadis itu.

David Levithan biasanya menulis karakter lelaki gay, karena ia pun sebenarnya seorang gay. Saat membaca buku ini, saya sering melihat bagaimana A menjalani tubuh setiap orang yang berbeda, baik laki-laki, perempuan, maupun di antara keduanya. A bukan seorang laki-laki, perempuan, ataupun di antara keduanya. Bagaimana ia jatuh cinta pada seorang perempuan, bagaimana ia menjalani kehidupan seorang gay, bagaimana  cara ia mencintai makna setiap kehidupan yang ia hadapi.

Meskipun berperan sebagai karakter yang berbeda setiap harinya, A  memiliki pikirannya sendiri. Inilah hal yang paling saya sukai. David Levithan mengerti bagaimana memaknai cinta secara universal, bukan sebagaimana yang telah dikonstruksikan oleh batas ide manusia. Sangat menarik mendalami pergulatan perasaan A. Meskipun mencintai Rhiannon, ia harus memperhatikan keadaan orang yang ia jalani. Akan ada banyak pergulatan antara keinginan dan kebutuhan yang dialami A.

There are nights I remember screaming and crying, begging my parents not to make me go to bed. They could never figure out what I was afraid of. They thought it was a monster under the bed, or a ploy to get a few more bedtime stories. I could never really explain, not in a way that made sense to them. I’d tell them I didn’t want to say goodbye, and they’d assure me it wasn’t goodbye. It was just good night. I’d tell them it was the same thing, but they thought I was being silly.

Ya, cerita yang ditulis David Levithan ini sungguh mengoyak perasaan. Kamu yang membaca akan memberinya simpati yang dalam atas kehidupannya. Bagaimana ia dianggap sebagai setan karena merasuki setiap tubuh yang berbeda setiap harinya, serta memiliki kuasa atas tubuh yang ia jalani. Tapi A sesungguhnya hanya entitas kehidupan yang tidak berbeda dari manusia biasa pada umumnya. Jiwanya memang berpindah pada tubuh yang berbeda setiap hari, tetapi pengalaman dari karakter yang berbeda memperkaya kehidupannya, melebihi manusia yang baru berusia 16 tahun. Di akhir cerita, kamu akan melihat bagaimana cara A mengatasi perasaannya yang terlanjur dalam pada Rhiannon. Ia tidak bisa memastikan kehadirannya setiap hari pada gadis yang disayanginya. Ia tidak bisa memberikan apa yang manusia biasa berikan pada orang yang mereka kasihi. Keterbatasan yang dimiliki oleh A menjadikannya ia menjadi satu-satunya yang bisa memberi sesuatu yang hanya dialah yang bisa melakukannya.

Advertisement

Posted

in

,

by

Related Posts

Comments

One response to “#3 Every Day”

  1. […] senyum ramah orang ini, dialah David Levithan, penulis buku remaja populer Everyday. Di dalam bukunya, dia memperkenalkan makna cinta yang cukup universal. Penyampaian bahasanya […]

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: