
Judul : Odyssey Of Ibn Battuta
Penulis : David Waines
Penerbit : I. B. Tauris
Tahun cetakan : 2010
Halaman : 266 halaman
Rating: 4/5
Buku “The Odyssey of Ibn Batuta” oleh David Waines menceritakan kisah perjalanan Ibn Batuta, seorang musafir yang memulai perjalanan petualangannya pada tahun 1325 dari kota kelahirannya di Tangier, Maroko, menuju Mekkah, dan kemudian berkeliling seluruh dunia selama hampir 30 tahun. Perjalanannya meliputi kawasan-kawasan seperti Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Tiongkok, dan Afrika Timur. Dalam perjalanan panjangnya, ia menempuh jarak yang sangat jauh, dengan mengalami berbagai macam rintangan dan kesulitan yang seringkali mengancam nyawanya. Namun, Ibn Battuta terus mengatasi tantangan dan menjelajahi dunia dengan semangat yang tinggi.
Buku ini sangat mengesankan bagi saya, karena mampu menghadirkan detail-detail yang mendalam tentang perjalanan Ibn Battuta. Dalam buku ini, penulis mengambil pendekatan yang sangat detail dan teliti, sehingga membawa saya masuk ke dalam dunia Ibn Battuta dengan lebih mendalam. Saya bisa merasakan kelelahan, kehausan, dan perasaan yang dirasakan Ibn Battuta saat melakukan perjalanan yang sangat melelahkan.
Salah satu detail paling menarik dari buku ini adalah deskripsi tentang bagaimana Ibn Battuta mengatasi rasa takut dan kecemasan selama perjalanannya. Terkadang, ketika ia berada di tempat yang asing dan berbahaya, ia merasakan ketakutan yang sangat besar. Namun, ia selalu berhasil mengatasi rasa takutnya dengan memperkuat keyakinannya pada Allah. Hal ini sangat menarik bagi saya karena menggambarkan bagaimana kekuatan spiritualitas seseorang bisa membantu seseorang mengatasi tantangan dan kesulitan dalam hidup.
Selain itu, buku ini juga memberikan pandangan yang menarik tentang kondisi dunia Islam pada masa Ibn Battuta melakukan perjalanan. Selain itu, buku ini menawarkan perspektif yang menarik tentang kehidupan dan petualangan seorang penjelajah Muslim pada masa itu, serta memberikan wawasan tentang keberagaman budaya dan spiritualitas di berbagai tempat yang dikunjungi. Selama perjalanannya, Ibn Battuta bertemu dengan banyak ulama dan tokoh-tokoh Muslim terkemuka, dan ia bisa merasakan berbagai perbedaan dalam praktik keagamaan di berbagai negara yang ia kunjungi. Hal ini membuka pandangan saya tentang bagaimana Islam dipraktikkan secara berbeda di berbagai daerah di seluruh dunia.
Sebagai penggemar sejarah dan spiritualisme islam, saya menemukan buku ini sangat menarik dan memikat. Ibn Batuta menempuh perjalanan selama tiga puluh tahun ke berbagai belahan dunia pada masa itu, dari Timur Tengah hingga Asia Selatan, Asia Tenggara, Tiongkok, Afrika Utara, dan bahkan ke Spanyol dan Meksiko. Buku ini memberikan gambaran detail tentang perjalanan Ibn Batuta, mencakup detail kehidupan dan budaya masyarakat yang ia kunjungi serta penjelasan tentang kondisi politik dan sosial di tempat yang dikunjunginya.
Apa yang membuat buku ini benar-benar menarik bagi saya adalah fokusnya pada aspek spiritualitas dalam perjalanan Ibn Batuta. Buku ini membahas kisah-kisah mengenai hubungannya dengan tokoh-tokoh spiritual dari berbagai agama yang ditemuinya di seluruh dunia, termasuk sufisme, ajaran-ajaran Tao, dan Kabbalah Yahudi. Dalam perjalanan ini, ia mengeksplorasi berbagai macam praktek spiritual dan filosofis, termasuk praktik-praktik mistis Islam dan kepercayaan-kepercayaan lokal.
Bagi saya, ini adalah aspek yang sangat menarik dalam buku ini karena memungkinkan saya untuk lebih memahami bagaimana kepercayaan dan praktik spiritual dapat menjadi bagian penting dari perjalanan hidup dan bagaimana perjalanan tersebut dapat mempengaruhi keyakinan seseorang. Meskipun Ibn Batuta mempraktikkan Islam, ia juga terbuka terhadap ajaran-ajaran lain dan terus belajar dan tumbuh secara spiritual selama perjalanannya. Ini memberi saya inspirasi untuk terus belajar dan mengembangkan keyakinan dan praktik spiritual saya sendiri, terutama dalam konteks budaya dan agama yang berbeda.
Namun, meskipun saya menemukan buku ini sangat menarik dan informatif, ada beberapa kekurangan yang saya temukan. Salah satunya adalah bahwa beberapa bab terasa agak terlalu panjang dan terperinci, sehingga sulit untuk tetap terfokus pada inti cerita. Terkadang saya merasa sedikit tersesat dan kehilangan arah dalam kisah yang diceritakan, terutama ketika melibatkan detail-detail historis dan politis yang kompleks. Selain itu, ada juga beberapa istilah teknis yang mungkin sulit dipahami bagi pembaca awam yang tidak terbiasa dengan sejarah dan budaya Islam.
Meskipun ada kekurangan tersebut, saya masih merekomendasikan buku ini bagi siapa saja yang tertarik pada sejarah, kebudayaan, dan spiritualitas islam.
Photo by Danil Ahmetşah on Unsplash
Leave a Reply